Pilih Laman

sumber:https://www.hostinger.co.id/tutorial/cara-upload-website

Cara Upload Website ke Hosting, Cuma 6 Langkah Mudah!
Cara Upload Website ke Hosting, Cuma 6 Langkah Mudah!

Untuk mengonlinekan situs, Anda perlu melakukan beberapa cara hosting website sehingga pengunjung bisa mengaksesnya di internet. Nah, di artikel ini, kami akan menjelaskan cara upload website menggunakan beberapa tool yang tentunya sudah cukup familiar.

Sebelum membaca tutorial cara mengupload website lebih lanjut, Anda harus melakukan beberapa hal di bawah ini:

  • Masuk ke control panel akun hosting Anda.
  • File website (biasanya dalam format arsip .zip atau .tar.gz) dan database (jika digunakan).
  • Aplikasi FTP, seperti FileZilla, dan informasi login FTP (opsional).

Langkah 1: Pilih web hosting yang andal dan tepercaya

Langkah 1: Pilih web hosting andal dan tepercaya

Membuat website dengan performa terbaik memang tidak boleh sembarangan. Salah satu hal yang akan paling berpengaruh adalah kualitas layanan web hosting yang Anda pilih, dengan semua fitur unggulan untuk mulai membuat dan mengonlinekan situs Anda.

Ada beberapa hal penting yang tidak boleh Anda abaikan saat memilih hosting bulanan maupun hosting tahunan murah:

  1. Live support. Pasti Anda pernah merasa kesal saat tak ada seorang pun yang datang dan membantu Anda. Apalagi jika terbelit masalah, otomatis Anda merasa marah dan sebal. Begitu pula dengan yang terjadi pada web hosting. Jika suatu provider hosting tidak menawarkan fitur live chat atau bantuan via telepon, maka Anda akan merasa kesulitan dan kebingungan dari waktu ke waktu.
  2. Memiliki kontrol terhadap akun web hosting Anda. Semakin terbatasnya Anda dalam mengontrol dan mengelola akun, maka semakin besar pula kesempatan Anda untuk mendapatkan masalah ketika website berhasil dionlinekan. Salah satu contohnya adalah WordPress.com vs WordPress.org (versi self-hosted).
  3. Space untuk mengembangkan proyek online Anda. Sebagian besar website yang sudah memiliki banyak traffic melalui proses yang sangat panjang sebelum seberhasil sekarang. Sebelum memakai jasa web hosting tertentu, pastikan provider tersebut memiliki fitur yang dapat diskalakan jikalau suatu saat website Anda membutuhkan lebih banyak ruang dan powder (misalnya, VPS atau cloud server hosting).
  4. Jaminan uang kembali. Tidak ada seorang pun yang suka berinvestasi kalau hasilnya hanya membawa kerugian. Jadi, Anda harus mengecek dan memahami kebijakan suatu provider. Jaminan pengembalian duit memungkinkan Anda untuk mengetes web hosting terlebih dulu sebelum akhirnya membeli dan menggunakannya.
  5. Penawaran tambahan yang lebih baik. Siapa yang tidak suka dengan berbagai penawaran terbaik? Misalnya, di layanan kami, Anda bisa mendapatkan berbagai promo domain murah bahkan domain gratis jika Anda membeli hosting dengan durasi tahunan (tersedia juga SSL gratis selamanya di paket hosting Bisnis!). Singkatnya, carilah layanan yang menawarkan sejumlah keunggulan dari satu paket.

Sebagai perusahaan yang sudah lama berkecimpung di dunia web hosting, kami memberikan semua yang Anda inginkan!

 

Langkah 2: Pilih cara upload website

Langkah 2: Pilih cara upload website

Langkah selanjutnya adalah memilih tool yang tepat untuk mengonlinekan website. Berikut empat tool yang paling banyak digunakan untuk mengupload situs:

File Manager

Tool berbasis browser ini memiliki semua fitur unggulan untuk mengelola file dan direktori Anda. Jika memilih Hostinger, Anda akan mendapatkan akses ke tool ini!

Akses ke file manager Hostinger

Hanya saja, tool ini memiliki satu kekurangan, yaitu batasan upload. Jika ukuran backup website lebih besar dari 256MB, sebaiknya gunakan FTP.

File Transfer Protocol (FTP)

Karena setiap web hosting dilengkapi dengan FTP secara default, maka Anda dapat menggunakannya untuk mengonfigurasikan aplikasi FTP (contohnya, FileZilla). Semua informasi yang dibutuhkan untuk upload website disimpan di dalam FTP Accounts yang berada di bawah Files.

Mencari informasi FTP

Tidak ada batasan jika ingin mengupload website menggunakan FTP. Hal ini berarti Anda bisa mengimpor arsip backup berapa pun ukurannya.

Importer website otomatis

Di Hostinger, ada fitur yang disebut Import Website. Fitur ini bisa digunakan untuk mengekstrak arsip website hingga 256MB secara langsung ke direktori public_html.

Tool impor website

Plugin migrasi WordPress

Seperti yang Anda tahu, WordPress merupakan salah satu platform yang terkenal akan kemudahan pengelolaannya. Jika Anda menggunakan WordPress, maka ada beberapa cara untuk memindahkan website. Salah satu cara termudah adalah dengan menggunakan plugin (misalnya All in One WP Migration), yang akan melakukan pemindahan situs.

Upload website menggunakan plugin All in One WP Migration

Sayangnya, kelemahan plugin terletak pada batasan ukuran arsip website yang bisa diunggah, yakni 256MB. Sebenarnya, kelemahan ini bisa diaasi dengan membeli versi premiumnya.

Apabila ukuran file website lebih besar dari 256MB, maka opsi terbaik adalah dengan menggunakan FTP. Untuk informasi yang lebih lengkap, silakan baca artikel tentang migrasi WordPress.

 

Langkah 3: Upload dan ekstrak arsip website

Langkah 3: Upload dan ekstrak arsip website

Mari kita mulai dari File Manager Hostinger – tool yang kami buat untuk memudahkan pekerjaan para webmaster. Buka File Manager dan pilih ikon Upload Files yang ada di menu kanan atas.

Upload file via file manager

Setelah itu, pilih arsip website yang tersimpan di komputer dan impor ke server kami.

Memilih arsip website

Gunakan fitur Extract yang ada di menu bagian atas untuk decompress arsip website Anda.

Mengeksrak backup website

Langkah selanjutnya adalah memastikan semua file tersimpan di folder yang benar dan tepat.

Jika ingin menggunakan FTP dengan FileZilla untuk mengupload website, maka ekstrak arsip website terlebih dulu di komputer (karena aplikasi FTP tidak memiliki fitur ekstrak).

Upload file website via FTP

Dengan mengekstrak file website terlebih dulu, Anda dapat mentransfer semua file secara langsung ke public_html tanpa perlu melakukan hal-hal lain. Kalau tidak, Anda harus membuat koneksi via SSH dan mengekstrak arsipnya secara manual.

 

Langkah 4: Pastikan semua file tersimpan di public_html

Langkah 4: Pastikan semua file tersimpan di public_html

Di tahap ini, Anda harus memastikan bahwa semua file tersimpan di direktori root domain, yang adalah public_html.

Terkadang, muncul direktori tambahan ketika Anda mengekstrak backup website. Alih-alih example.comfile website Anda terbuka di example.com/sesuatu.

Index of error ketika upload website

Anda bisa menggunakan File Manager atau FTP untuk memindahkan website dari subfolder ke domain utama. Langkah-langkahnya seperti di bawah ini:

  1. Buka direktori di mana file Anda tersimpan.
  2. Pilih semua file, lalu klik kanan, kemudian pilih opsi Move.
  3. Atur destinasi ke public_html dan lakukan proses sampai selesai.
Memindahkan file ke public_html

Langkah 5: Mengimpor database MySQL

Langkah 5: Mengimpor database MySQL

Jika website punya database, maka Anda juga harus menguploadnya.

Akan tetapi, apabila website tidak punya database MySQL, maka Anda tidak perlu membaca bagian ini.

Berikut langkah-langkah untuk mengimpor database:

  1. Buat database dan user MySQL baru.
  2. Buka database yang baru saja dibuat melalui phpMyAdmin.
  3. Gunakan fitur Import untuk upload file backup.
  4. Update informasi koneksi database MySQ (misalnya, nama database, host, user, password) yang ada di dalam file konfigurasi.

Untuk informasi yang lebih lengkap, silakan baca tutorial kami yang berjudul cara merestore database dengan menggunakan phpMyAdmin.

Langkah 6: Mengecek apakah website berhasil online atau tidak

Langkah 6: Mengecek apakah website berhasil online atau tidak

Setelah semua file website berhasil diupload, maka langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah mengecek situsnya apakah bisa online ata tidak. Apabila domain telah diarahkan ke Hostinger, maka yang perlu Anda lakukan hanyalah membuka domain tersebut melalui browser.

Satu hal yang perlu diingat, jika domain baru saja diarahkan ke server kami, maka Anda harus menunggu hingga 24 jam agar DNS bisa sepenuhnya dipropagasi.

Namun, jika domain diarahkan ke provider lain, maka ada beberapa cara untuk mengecek apakah situs dan domain bisa diakses atau tidak:

  1. Dengan menggunakan file host. Ada file khusus di komputer yang bisa diatur agar bisa meniru perubahan DNS (jika Anda menggunakan MacOS, silakan baca tutorial ini).
  2. Mengecek ketersediaan tool online. Di internet, ada banyak sekali tool online! Di samping itu, tool online juga bisa digunakan. Cukup paste nama domain dan tool akan melakukan tugasnya.
  3. Menggunakan plugin browser. Jika Anda setup ekstensi, seperti Virtual Hosts, maka ekstensi tersebut bisa digunakan untuk mengecek perubahan DNS. Dalam hal ini, Anda hanya butuh nama domain dan alamat IP dari akun Anda (A record).

Ikuti semua instruksi dan proses dengan benar agar konten website berhasil online. Namun, jika Anda menemukan masalah, jangan ragu untuk hubungi kami. Kami akan siap membantu 24/7! 😉